Bilik Pendek : Secepatnya

Kulipat sajadah setelah Ashar terlaksana. Hari ini aku agak santai, ahad sore menandakan semua urusan domestik rumah tangga telah tertata. Tinggal menyusuri akhir waktu menuju hari senin yang baru—kembali bekerja. Aku berdiri dari posisi duduk setelah merapikan alat sholat dan berjalan menuju cermin panjang yang menggantung di sebelah pintu. Kutatap ia yang di hadapanku dalam-dalam. Wajahnya masih cerah meski sedikit memerah, jejak air mata masih berbekas meski tak terlalu kentara. Aku tersenyum kepadanya, ia pun sama. Aku berpindah kearah kursi meja makan sederhana yang menyempiti ruangan di kosanku. Kududukan diriku dengan perlahan sembari menghela nafas, kembali merenungi apa yang tadi telah kubagi dengan Sang Ilahi. Seperti biasanya, aku kerap bercerita akan kegundahan dan keinginanku pada Allah, namun sore ini nampaknya lebih emosional. Liquid cair dan bening dari manik mataku tak terkontrol jatuh bersamaan dengan ingus yang bolak-balik meler dari hidung pesekku. Aku ...