Dulunya IPA, Lulus SBMPTN SOSHUM dengan Belajar 10 Hari?
Hilo!
Welcome
back in my new post<3
Di post kali ini aku bakal khusus
membahas soal pengalaman SBMPTN-ku sekaligus mereview tentang ‘Bimbingan
Belajar online’ yang sudah jadi trending dan sudah aku kenal sejak 2 tahun yang
lalu. Zenius.net, yup kalo kalian
sudah ngikutin blog aku dari tahun kemarin kalian pasti udah liat postingan
berisi review dari aku untuk Zenius.net di sini.
Saat itu aku masih belum resmi
menjadi member premium dari Zenius,
namun karena sudah mulai masuk semester 2 di kelas 12, aku memutuskan untuk ikut
bergabung ke Zenius dan mengambil voucher 3 bulan.
Di postingan itu aku udah cerita
panjang lebar gimana aku kenal Zenius sampe perjuangan aku beli voucher Zenius
di Indomaret yang kena gangguan jaringan sampe akhirnya milih daftar lewat
M-Banking.
Secara keseluruhan, Zenius ini menurutku merupakan salah satu
metode belajar yang dapat digunakan oleh anak pengguna gaya belajar
Audio-visual untuk memahami materi pelajaran. Belajar menggunakan video
tanpa tatap muka langsung dengan tutornya memang terdengar aneh. Tapi kalo
kalian belum pernah mencoba, please don’t
judge Zenius karena benefit dari belajar di Zenius sebenarnya tergantung di
diri kita masing-masing.
Jadi member Zenius pertama-tama itu
bener-bener excited dan membuat aku
jadi rajin mendadak. Ngikutin satu persatu materi IPA lewat video-video yang
mengupas per-materi secara mendalam jadi salah satu keunggulan Zenius. Selain
itu karena berupa video online, maka dengan begitu kalo gak ngerti kita bisa
ngulang-ngulang terus video materi itu tanpa ragu-ragu kayak kita nanya
berkali-kali di kelas sama guru.
Aku sendiri sebagai siswa dari kelas
IPA yang gak punya kemampuan lebih di mata pelajaran yang berhubungan sama
numerik atau hitungan merasa benar-benar terbebani sama UN dan SBMPTN.
Meski kelulusan UN ditentukan oleh
sekolah, tapi tetap aja aku merasa bahwa UN itu harus diperjuangkan dan aku gak mau mengecewakan
orang tuaku karena nilai UN yang jelek.
Alhasil, setelah belajar dari jam 7
pagi hingga jam 5 sore di sekolah, jam 7 malam sampe jam 11 malam aku berusaha
mengejar materi yang gak aku ngerti lewat Zenius. Pada awal-awal belajar aku
selalu mantengin video kimia dan fisika di Zenius, tapi akhirnya aku lebih suka
nonton video materi biologi dan matematika karena aku bisa mengunggulkan mata
pelajaran itu saat UN nanti.
Well,
di postinganku tentang Zenius ditahun lalu udah pernah aku ceritain tentang
perkembangan nilai ujian harian fisika-ku yang ningkat semenjak jadi member
Zenius. Sebenarnya ya kalau lewat logika
kenapa nilaiku yang dari kepala 3 bisa naik ke kepala 5 sampe akhirnya menyentuh
kepala 7 itu gak lain gak bukan karena aku
berusaha dan tetap tekun belajar, dan lewat bantuan tutor Zenius ketekunan itu
membawa hasil.
Zenius itu ibarat kompas. Sejauh
apapun aku berlayar dan berusaha membawa kapalku dengan baik tapi kalo aku gak
punya kompas dan gak bisa nentuin arah, maka aku akan tetap berada di kapal dan
terombang-ambing di atas lautan atau bahkan malah nyasar kepulau yang isinya
penduduk kanibal, ew.
Berhubung di rumahku emang terpasang
wifi yang hidup 24 jam non-stop maka dengan tenang dan santai
aku tetep bisa menikmati belajar lewat Zenius. Salah satunya belajar via
ponsel.
Saat pertengahan maret lagi
heboh-hebohnya siswa SMA-ku pada mau ujian masuk PKN-STAN yang super duper kece
banget jika kita berhasil nembus masuk kesana. Alhasil, karena testnya gak
terlalu ribet seribet SBMPTN SAINTEK, maka dengan senang hati aku ikut-ikutan
belajar buat mempersiapkan diri test kesana.
Dan benefit lain dari Zenius adalah dia gak Cuma mengupas prihal SBMPTN tapi
juga UN dan tentang PKN-STAN! Sekali
tepuk, dua tiga nyamuk mati. Sedikit berbagi cerita dan tips untuk
manajemen waktu dikala kalian semua sedang sibuk-sibuknya karena dipenuhi oleh
kata’belajar’, cobalah manfaatkan waktu kalian saat kalian BAB!
Mungkin terdengar aneh, tapi ini
cukup efesien dalam belajar. Jujur selama aku BAB aku paling gak suka banget
melamun dan bengong doang di kamar mandi sambil mules-mules gaje. Jadinya tiap
ke kamar mandi buat BAB, kalo bukan buku komik yang dibawa, ya handphone dong.
Disanalah saat-saatnya belajar
tentang TKPA lewat video Zenius di Handphone dilaksanakan. TKPA ini berguna
buat test SBMPTN dan PKN-STAN, makanya gak boleh disepelein. Dan meski tengah
beraktivitas membuang zat sisa tubuh, otakku masih berkerja buat belajar prihal
numerik atau verbal yang dituntun sama tutor-tutor Zenius yang belum sama
sekali aku temui.
By
the way, aku pemilik peringkat nomor
17 di kelasku dan itu sangat enggak banget karena tandanya Cuma ada 11
orang yang posisinya dibawah aku. Karena itulah motivasi buat belajar semakin
tinggi, ya selain karena aku juga ogah rugi udah beli voucher masa gak
dimanfaatin.
Selain rutin belajar lewat video, aku juga rajin baca blog Zenius. Bukan penasaran sama tutornya, tapi penasaran sama ilmunya. Tulisan di blognya ya gaul banget ala-ala anak muda. Jadi memang selain bermanfaat dengan isi postingan juga lebih mudah dimengerti.
Banyak trik dan tips yang bisa kita jadikan pedoman untuk memilih jurusan atau juga untuk mengenal lebih jauh tentang UN dan SBMPTN. Ya jujur aja blog informatif kayak gitu dibutuhin banget karena selain share ilmu juga bikin wawasan kita terbuka. Contohnya saja, meski udah kelas 12 belum tentu semua siswa itu ngerti cara memberi poin disetiap soal yang benar atau salah saat SBMPTN. Dan itu bener-bener bahaya banget kalo sampe baru tahu pas testnya nanti.
Sedikit cerita, pas aku test SBMPTN, ada seorang anak laki-laki yang nanya sama pengawas tentang jenis soal yang kita disuruh milih 1, 2, 3, 4. Dia gak tau gimana cara ngisinya dan malah mikir itu salah cetak. OMG hellow~ Karena itulah blog Zenius menurutku membantu banget buat siswa-siswa yang mau test PTN, karena gak semua siswa itu bimbel dan tau strategi.
Untuk menjadi juara, kamu harus mengenali lawanmu, dan medan perangmu, serta mengasah kekuatanmu. Lewat video di Zenius, aku belajar melatih kekuatanku, dan lewat blog Zenius aku tau strategi perang dan mengetahui medan perang serta dapat memprediksi lawan.
Pernah waktu itu, sebelum UN ada
tryout SBMPTN yang diselenggarain sama Ikatan Mahasiswa kedaerahan di daerahku.
Seluruh anak SMAku dibayarin sama SMA buat ikut itu tryout, yah karena gratis
jadi apa salahnya kalo ikut.
Dan kemudian datanglah ke GOR Muara
Enim tempat pelaksanaan tryout. Sebulan setelah simulasi SBMPTN tersebut
pengumuman pun di edarkan. Tapi memang siapa sih yang peduli dengan hasilnya?
Wong kita ngisi setahu kita aja dan ya kita pasti udah tau kemampuan kita
gimana, jadi gak terlalu berharap lulus simulasi dan juara 3 besar di tryout
itu.
Tapi ya gak tau antara rezeki atau
enggak, tiba-tiba namaku terpampang nyata nongkrong dibarisan pertama sebagai
juara 1 peserta tryout SBMPTN SAINTEK sekabupaten!
Wth, gila
banget gak percaya. Kalian bisa searching di Google seberapa besar Kabupaten
Muara Enim dan berapa banyak sekolah dan siswa yang ikut tryout tersebut, dan
diantara ribuan siswa yang ikut, namaku ada di posisi pertama serta dinyatakan
mencukupi target buat lulus di Psikologi Universitas Sriwijaya dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya, mantab jiwa!
Sebenarnya aku memang udah ngerasain
bedanya diri aku tiap ngerjain soal, makin lama makin mahir gitu meski kadang
gak nemu penyelesaian tapi ngerti cara jalanin soalnya. Sebelumnya aku juga
malah dapat peringkat 5 tryout UN di angkatan IPA 2016, dan hasil ulanganku
juga mulai membaik meski kadang gak konsisten akan ketuntasan.
Temen-temen deketku jadi pada nanya
karena heran sama result yang aku
cetak selama semester 2 di akhir masa putih abu-abu. Minum jamu opo toh ndok
kok tiba-tiba jadi cerdas gini?
UN selesai maka bertempurlah dengan
yang namanya SBMPTN. Untuk SBMPTN aku langsung ke kota untuk ikut bimbel offline. Jadilah jam 8 pagi hingga 2
siang belajar di bimbel langsung, dan malam kalau rajin belajar di Zenius.
Disinilah mulai muncul perasaan
males dan lesu banget buat belajar. Selain karena pengen have fun habis UN, aku juga mulai merasa jenuh belajar. Di bimbel
aku lancar-lancar terus ngikutin materi dan ngisi soal kuis karena itu semua
udah aku pelajarin di Zenius. Dan
akhirnya aku berhenti buka Zenius, huft.
Kegalauan dan kekhawatiran kemudian
muncul di diri aku setelah pengumuman SNMPTN, saat itu aku dinyatakan gagal.
Selang beberapa hari dari pengumuman SNMPTN aku ikut seleksi PKN-STAN dan aku
yang mengisi soal tahu aku bakal gak lulus karena aku terlalu sibuk galauin
SNMPTN hingga waktu terbuang dan gak belajar.
Gak sampai disana, setelahnya
pengumuman PMDK-PN keluar dan lagi-lagi aku gagal. Saat itu aku ditolak 3x oleh
Perguruan Tinggi yang berbeda dalam seminggu. Aku gak punya nafsu sama
sekali waktu itu. Yang aku bisa Cuma nangis sambil sesekali mainin hape dan
melihat grup line SMA-ku yang pada ngucapin selamat untuk teman-teman yang
lulus.
Saat itu adalah masa yang
benar-benar berat. Berada di perantauan buat mempertajam ilmu, kemudian sudah
jatuh tertimpa tangga.
Kemudian gak kerasa sudah H-2
penutupan pendaftaran SBMPTN dan aku sama sekali belum menentukan jurusan apa
yang mau kupilih apalagi mendaftar menjadi peserta SBMPTN.
Saat itu kakakku udah mulai khawatir
dan nanya-nanya terus kapan mau daftar. Aku sendiri akhirnya mulai berpikir
lagi buat mikirin masa depan dan lupakan soal penolakan 3x yang sudah terjadi
kemarin. Disanalah aku mulai datang lagi ke bimbelku dan melihat hasil simulasi
SBMPTN SAINTEK-ku Cuma dapet nilai 20%.
Pulangnya dari bimbel aku bingung
banget mau konsultasi sama siapa karena aku sedang gak mood banget buat
berhubungan sama manusia. Karena itulah akhirnya aku cari di google tentang
tips, trik, dan saran dari orang tentang menentukan jurusan. Kemudian muncul
postingan ini.
Tapi intinya dalam menentukan pilihan, ikuti apa yang ada dalam hati lo sendiri, karena lo sendiri yang paling tau apa yang lo inginkan, dan apa yang memotivasi lo.
Sehabis
membaca itu aku langsung sadar, pertempuran yang sebenarnya baru akan dimulai.
Dan dari kata-kata Zenius itu akupun mulai membuka diri, “lo sendiri yang paling
tau apa yang lo inginkan”. Ya, aku ingin banget, aku ingin stop banget menekuni
hal yang aku benci, aku ingin berhenti berusaha untuk menjadi orang yang bukan
passion aku banget, aku ingin aku gak perlu berurusan lagi sama fisika kimia
saat duduk dibangku kuliah, aku ingin aku kembali kedunia sosial dan kuliah di
tempat yang sesuai dengan potensiku.
H-1 penutupan pendaftaran SBMPTN,
aku memutuskan mengambil test IPC. Aku pilih Psikologi Universitas Sriwijaya
dipilihan pertama yang SAINTEK, kemudiaan Bimbingan Konseling Universitas
Sriwijaya dan Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya sebagai pilihan SOSHUM.
Selepasnya, sisa bimbel offlineku
tinggal 7 hari lagi. Waktu aku menyerahkan fotocopy kartu peserta SBMPTN,
tutorku sempat marah bahkan ada yang bilang bahwa aku bakal gagal sama
keteledoran aku tersebut. Tapi tekad aku sudah bulat.
H-10 SBMPTN, dan sisa bimbel tinggal
7 hari. Aku sudah 2 tahun enggak belajar SOSHUM dan ini adalah test berskala
nasional. Wajar jika mereka marah dan merendahkan, karena peluangku untuk lulus
sangat kecil.
Aku belajar mati-matian lebih extra
dari saat UN. Aku mulai mengabaikan SAINTEK dan sudah menyerah dengan jurusan
Psikologi. Sekarang tujuanku hanya dua dan hanya ada 1 jalan untuk meraih salah
satunya.
Maka setelahnya didetik akhir-akhir
bimbel aku belajar dari jam 8 hingga jam 7 malam, dan pulang kerumah kemudian
kembali membuka laptop dan belajar sedikit demi sedikit dari Zenius hingga aku
gak sadar sudah jam 2 malam. Itu selalu terlaksana hingga akhir masa bimbel
offlineku.
Tutorku sebenarnya sedikit heran kenapa aku
bisa banyak tahu hal-hal seperti Restorasi Meiji ataupun soal Adam Smith yang
sebenarnya enggak aku ketahui selama SMA. Itu semua karena kemampuanku yangs
sebenarnya keluar. Aku ahli dalam menghafal dan menyusun kata, lewat video
SOSHUM dari Zenius aku belajar banyak hal hanya dengan sekali lewat menonton
video.
Dari
sini sebenarnya aku sedih, kenapa dari dulu gak ngambil IPS. Mungkin aku gak
akan berkerja sekeras ini. Tapi apa yang harus aku keluhkan ketika Allah masih
memberi kesempatan?
Secara
keseluruhan aku paling suka belajar tentang sejarah dan sosiologi di Zenius.
Dan 3 hari sebelum SBMPTN dimulai (bimbel offline sudah selesai), aku masih
merasa belum cukup untuk geografi dan ekonomi.
Karena
pernah belajar keras buat SAINTEK, tiap melihat R atau S di rumus ekonomi maka
yang ada dipikiranku adalah rumus-rumus fisika atau matematika. Akhirnya aku
berusaha fokus di geografi dan lebih banyak memahami seperti bebatuan dan
prihal angin-angin.
H-1,
aku berusaha mengerjakan soal-soal SBMPTN dari Zenius. Entah memang soal dari
Zenius kemudahan atau kenapa, semuanya cukup cepat banget terselesai. Bahkan dalam 1
hari itu aku nyelesain 4 paket soal dari Zenius dan website lain, ditambah 1
paket soal dari bimbel offlineku.
Besoknya,
aku udah benar-benar pasrah kepada Allah. Aku merasa SBMPTN adalah kesempatan
terakhirku, dan aku gak mau banget USM atau ngulang tahun depan. Aku mau lulus,
lulus dan makek almamater kuning yang
akan aku bawa buat membayar uang ayah dan ibu yang habis karena
membiayain aku belajar.
SBMPTN-ku
dilaksanain di fakultas KIP Unsri. Fakultas yang menjadi tujuanku, saat itu
pengawas ujian mengajakku mengobrol dengan bertanya, “kamu nanti mau FKIP ya?
Kalo sudah lolos nanti kamu harus pakai rok ya nak.”
Saat
itu aku sadar, sepertinya peluangku lolos ada. Soal SAINTEK sudah aku kerjakan.
TKPA dengan lancar aku selesaikan. Dan akhirnya datanglah SOSHUM, dengan
mengucap bismilah setiap membaca soal, aku mengisi dengan tenang.
Tenang?
Kenapa Tenang?—Karena soalnya itu mirip banget dan sesuai banget sama semua
materi dan soal-soal dari Zenius :’) Astagfirullah, Cuma bisa nyebut doang
waktu itu, ini lagi mimpi apa soalnya salah, apa ini soal printan aku buat
belajar, kenapa soalnya bisa dengan lancar dikerjain, kenapaaaa?
Sehabis
test aku mengalami hari-hari sulit dan penuh depresi. Bulan ramadhan aku lalui
dengan kesedihan karena sampe saat itu pengumuman SBMPTN belum diumumkan.
Detik-detik pengumuman aku buka lagi soal SBMPTN-ku kemarin. Kemudian aku
koreksi dengan kunci jawaban yang ada di internet, ku total penilaiannya. Dan
dapatlah 32% sebagai hasil.
Bimbingan
Konseling Unsri dinyatakan memiliki Passing grade 30% dan Hubungan
Internasional Unsri juga memiliki Passing grade yang sama. Tapi saat itu belum
ada kepastian.
28
Juli 2016, pukul 14.00 saat itu aku seperti biasa masih merenung sendirian di
dalam kamar, sebenarnya aku masih menunggu dengan keragu-raguan untuk membuka
web pengumuman. Tapi aku khawatir kegagalanku di SNMPTN akan terulang lagi di
SBMPTN.
Gak
kerasa waktu itu mataku menangis untuk kesekian kalinya. Aku inget kilas
balikku anak peringkat 17 di antara 28 siswa di kelas. Belajar mati-matian buat
UN sampe bisa peringkat 5 seangkatan IPA saat tryout, juara 1 tryout SBMPTN
se-kabupaten, dan dapet penghargaan penerima nilai UN Bahasa Indonesia
tertinggi di sekolah, aku yang selalu berusaha mengejar ketertinggalan materi
lewat belajar online di Zenius.
Meski
katanya mustahil aku lulus SBMPTN hanya dengan modal 10 hari belajar SOSHUM,
entah darimana keberanian itu datang untuk membuka web pengumuman.
...
...
...
Bu,
Ibu,
Ayah,
...
...
Aku
lulus.
...
LULUS.
Kalian
bayangin, di web SBMPTN itu kemarin dinyatakan bahwa tahun 2015 peminat BK
unsri ada sekitar 523 orang dan yang diterima hanya ada 20 orang! 20 orang! Dan
salah satunya itu adalah aku!
Ditolak
3x dalam seminggu, direndahkan karena ceroboh mengambil jurusan yang bukan
lahannya saat H-10 test, dan digantung 1 bulan menunggu pengumuman saat
teman-teman yang lain sudah lulus di PTN favorite atau masuk ke politeknik
negeri di kota.
Sebelumnya
aku Cuma bisa nangis sesegukan dalam diam. Dan melihat pengumuman itu, untuk
pertama kalinya aku menangis meraung-raung yang menghebohkan seisi rumah. Aku
udah benar-benar gak tahan. Aku melewati bulan suci itu dengan duka cita, tidur
menjelang sahur, bangun saat akan dzuhur, buka puasa jam 8 malam, dan beberapa
kegilaan lainnya yang membuat diri aku hanya mengurung diri di kamar.
Aku
dulunya konselor sebaya di sekolah dan selalu bilang sama adik-adik kelasku
bahwa “Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil”. Dan saat pengumuman itu, aku
benar-benar terenyuh sekali. Karena untuk pertama kalinya, untuk pertama
kalinya aku benar-benar berusaha, benar-benar berusaha temanku.
Saat
itu aku menjadi ingat tanpa Zenius dan bimbelku mungkin aku sudah depresi
setengah mati karena tidak lulus. Waktu itu hanya 300rb aku keluarkan untuk
menikmati ratusan video Zenius dan soal-soal latihannya.
Mungkin
300rb terasa mahal saat mengeluarkannya, tapi ketika kupetik madu dari hasilnya
yang kupadukan dengan kerja kerasku, maka 300rb itu tidaklah seberapa besar
jika dibandingkan dengan rasa bahagia menggunakan almamater kuningku.
TADAAA!!
MABA 2016!!
Catatanku
dari hasil belajar di video Zenius ternyata juga berguna saat kuliah. Sebagai
Bimbingan Konseling, kami diminta kritis terhadap aspek sosial dan masyarakat. Dan
mengetahui banyak istilah serta pengetahuan tentang SOSHUM sangat membantu
ketika berdiskusi dan ujian.
Untuk
semester 1 ini aku sudah menyelesaikannya dan dapat nilai A di matakuliah
Sosiologi Antropologi, mungkin sederhana, tapi memperjuangkan nilai A untuk
matakuliah ini gak sepele loh^o^
Hingga
saat ini, aku gak akan melupakan perjuanganku dan kisah ini akan aku sharing
kepada junior-juniorku di SMA dulu. Mungkin dulu akan hanya sekedar konselor
sebaya di SMA, namun sekarang aku mulai tumbuh untuk menjadi konselor
sebenarnya dan akan membantu adik-adikku untuk meraih cita-citanya.
Salam
Konselor!
cerita yang menarik. perjuangan yang baik..walaupun saya blom baca semua :)
BalasHapusKISAH SUKSES SAYA JADI PNS
Hapusassalamualaikum mohon maaf sebelum'nya kepada admin sedikit saya ingin lewat berbagi cerita bagi teman teman yang percaya lewat postingan ini tentang KISAH SUKSES saya jadi anggota PNS, alhamdulillah berkat bantuan bpk DR.HERMAN M.Si
DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA BKN PUSAT JKT, sekarang saya dan kaka saya sudah jadi PNS berkat bantuan beliau, nomor hp bpk Dr Herman 0853-2174-0123
(KISAH NYATA LULUS PNS DI lingkungan KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM )
Kakak dan Saya 3 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku dan Dirinya saling memotivasi dan Akhirnya di tahun 2014 Berhasil
Sampai sekarang PNS adalah profesi yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Terbukti, setiap kali pemerintah membuka pendaftaran CPNS, peserta yang mendaftar selalu membludag.
Menjadi PNS memang nikmat sekali rasanya. Wajar jika ribuan orang rela berdesak-desakan demi mendapatkan kursi PNS.
Saya Akan Berbagi Cerita Nyata Dengan teman-teman Semua,.
Mohon maaf mengganggu waktunya saya cuma bisa menyampaikan melalui KOMENTAR singkat dan semoga bermanfaat..... saya dan Kakak seorang honorer yang baru saja lulus jadi PNS tahun 2014 yang lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya kami ini cuma seorang Honorer di Salah satu Instansi Pemda di provensi JAWA TIMUR tepatnya KOTA MADIUM dan Kakak Saya di Instansi Pemerintahan di Kantor BUPATI DI JAWA TIMUR, Saya Sudah 8 tahun dan Kakak Saya 10 tahun jadi tenaga honorer belum diangkat jadi PNS, Bahkan saya sudah 3 kali mengikuti ujian, namun hasilnya nol, sayapun sempat putus asah, kemudian teman saya memberikan no tlp Bpk Dr. HERMAN M.si hp: 0853-2174-0123 beliau selaku (Direktur aparatur sipil negara) di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, dua minggu kemudian saya sudah ada panggilan untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar, dan saya sangat berterimah kasih kepada beliau yang sudah mau membantu saya. itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa hubungi Bpk Dr. Herman M.si no hp Beliau 0853-2174-0123, siapa tau beliau masih mau membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi sebuah kenyataan.
Yang kakak bilang soal soalnya mirip sama di zenius itu soal yang sbmptnnya atau yang mana?
BalasHapusSbm dan Un nya dek
Hapuskeren kak...
BalasHapustetap update kalau bisa blognya
Terima kasih^^
HapusKak aku jurusan IPA tapi aku mau kuliah di ips:( nyesel masuk ipa? Banget kakkk ya allahhh, dan sbmptn aku mau ambil soshum karna aku emang bener bener di Ips buat jurusan kuliah:( nah gimana ya kak kalau dari sekarang aku mikirin buat SBMPTN SOSHUM aja daripada aku fokus sama un ipa nanti? Aku juga mau brenti les soalnya aku ngerasa kaya terlalu fokus di ipa pas les jadinya pas mau belajar soshum dirumah tuh cape kak, tolong jawab ya kak makasii:))
BalasHapusSaran kakak, fokusss SBM Soshum dong^o^
HapusTapi kalo waktunya ujian sekolah, tetap belajar. Untuk sementara latihan TPA dulu aja, dan untuk soshum dipelajari sedikit demi sedikit waktu weekend juga boleh.
Bikin skala prioritas dan manajemen waktu coba.
Jam 8 - jam 4 disekolah belajar IPA
Jam 7 - 10 belajar Soshum di rumah
Weekend coba cicil tugas sekolah, kalo sempat coba iseng2 jawab soal TPA ^^
Dan aku juga mau daftar zenius kak, tapi yang aku khawatirin itu ekonomi kak, karna kan pusing banget ya kalau dikejar gitu:(
BalasHapusKalo kakak waktu itu 250rb, sudah bisa belajar 3 bulan. Saran kalo mau daftar 1x aja, meding januari 2018 aja dek daftarnya. Jadi bisa mudah sistem kebut untuk UN dan manfaatin untuk SBM.
HapusKalo ekonomi susah gasih kak? Aku juga mau banting stir, tapi kurtilas aku ipa jadi gatau ekonomo sama sekali. Bagaimana menurut kaka tentang akun atau menejemen
BalasHapusKak,aku kan mau murtad juga yah kak dri IPA ke IPS. Nah sekarang aku bingung UN mau ngambil apa kak...saya gk bisa ngerti mau nya saya di UN tuh apa soalnya saya pengennya IPS :(
BalasHapusKakak juara 1 try out nasional kok p.g nya cuma 20%?
BalasHapusdi daerrahnya coeg bukan nasional
HapusKak, aku pengen daftar zenius. Tapi bingung mau ambil pkt yg 3 bln atw 1 bln,karna ini udah bln 3 akhir dan bln 5 udh sbmptn. Jadi menurut kk gimana ya? Lebih baik ambil pkt yg 3 bln atw 1 bln?
BalasHapusKalo kamu mau belajar buat sbm doang, trus kalo gak lolos fix swasta. Ambil paket 1 bulan. Kalo kamu mau berjuang di Ujian Mandiri, ambil yang 3 bulan. Yang terpenting dari segalanya adalah, kamu mulai belajar
HapusKak, aku sudah tertolak 4x dari snm, poltek sampe sbm:(dan itu saintek semua. Ini mau ikut ujian mandiri. Dan mau banting stir ke soshum, ujiannya kurang 2 minggu lagi. Mending aku tetep di saintek apa banting stir ke soshum ya? Saintek aku nggak mantep sama fisika kimia, soshum aku masih belum coba pelajari, tapi untuk menghafal insyaAllah bisa. gimana?
BalasHapusWah itu Universitas sriwijaya ya? berarti deket dong dengan rumah ku
BalasHapusKak, kakak mahasiswa psikologikan.. Bisa jawab pertannyaan pribadi aku. Mau konseling aku
BalasHapus