Saturday Corner 05 : Harus pilih IPA atau IPS?
Hilo!
Akhirnya
ditengah kesibukan persiapan pertempuran di kelas 12, aku punya waktu buat
nulis artikel yang khusus aku tujukan buat anak-anak SMA kelas 10 yang belum
melaksanakan penjurusan.
Sebagian besar SMA di Republik
Indonesia merupakan SMA yang membagi siswanya dalam 2 jurusan yaitu, IPA dan
IPS. Banyak juga diantara siswa SMA di Republik Indonesia ini ‘salah memilih’
jurusan sehingga pendidikan gak optimal. Sebelumnya, kita semua harus tahu
dulu, apa sih itu IPA dan apa sih itu IPS?
IPA
IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) adalah ilmu yang mempelajari segala gejala alam dan dapat
dirumuskan secara matematis, empiris, dan teoritis. IPA
atau sering dikenal sebagai Sains dalam bahasa latinnya ditulis Scientia yang berarti “Saya tahu”.
Materi pelajaran IPA cenderung memusatkan pada pemikiran
otak kiri yang terstruktur dan logis. IPA sendiri mempunyai 3 mata pelajaran
inti yang di dalamnya ada Biologi (Ilmu
yang mempelajari tentang kehidupan), Fisika
(Ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup), dan Kimia (Ilmu tentang susunan/komposisi dan
struktur suatu materi).
Selain itu anak IPA cenderung wajib memiliki kemampuan baik
di matematika yang merupakan dasar dari ketiga pelajaran di atas.
IPS
IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) adalah Ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek yang
berhubungan dengan manusia, lingkungan sosialnya, beserta dengan interaksi
sosialnya.
Materi pelajaran IPS sendiri cenderung menggunakan otak
kanan yang lebih imajinatif dan kreatif. Tiga mata pelajaran inti yang hendak
dikuasai golongannya adalah Geografi (Ilmu
penulisan atau penggambaran bumi), Ekonomi
(Ilmu mengenai produksi, konsumsi dan distribusi), dan Sosiologi (Ilmu tentang kehidupan sosial).
Selain itu anak IPS juga
cenderung wajib memiliki kemampuan yang cukup di mata pelajaran sejarah yang
juga berhubungan dengan sosial.
Sebenernya aku bikin artikel ini karena aku gak ingin kalian
bernasib sama kayak aku yang agak ‘merasa terombang-ambing’ di jurusan IPA.
Sedikit cerita, dulu waktu kelas 10 aku berniat masuk IPS karena aku sendiri
cukup lemah di bidang perhitungan. So, selama pelajaran IPA berlangsung kerjaan
aku Cuma tidur dan gak pernah nyalin catatan.
Tapi entah kenapa di semester 2 kelas 10 aku ngerasa mudah
banget jalanin mata pelajaran matematika dan biologi yang bikin aku bisa jadi
juara 3 besar (meski sebenernya gara-gara nilai IPS aku gede). Dasar labil,
gara-gara itu deh aku ngubah pikiran buat masuk IPA. Dan ternyata masuk IPA itu
bukan hal gampang buat anak intrapersonal dan sosial kayak aku, huft.
Jujur aja, aku emang terkesan agak maksa di IPA. Udah belajar mati-matian aja nilaiku masih
empot-empotan, gak nunjukin banget kalo aku anak IPA. Bahkan beberapa guru di
sekolah yang gak mengajar aku (tapi kenal karena organisasi aku), mereka selalu
ngira aku anak IPS. Sebagian bilang karena mukaku yang funny dan kepintaran aku
di public speaking.
Tapi toh menyesali gak akan membuat semuanya lebih baik
terkecuali kita jadikan pelajaran dan sesuatu yang bisa dibagi kepada orang
banyak. Aku rasa pasti di antara murid SMA masih banyak yang menyepelekan
jurusan, padahal hidup mereka selama 2 tahun bakal diribetin sama jurusan yang
mereka jalani.
Cara pertama untuk menentukan
jurusan adalah kenali dirimu. Tiap orang pasti punya potensi, bakat, kapasitas
otak yang berbeda. Tapi kalian harus sadar bahwa “You have something to be
proud of.” Jika disekolah kalian diadakan tes Psikologi itu salah satu cara
untuk mengenali diri kalian.
Sedikit cerita ya, kalian jangan
terlalu mengabaikan test psikologi dengan bilang “Kan ngisinya mood-mood-an”,
“waktunya gak cukup”, atau alasan lainnya. Justru disini memang psikologi
kalian dilihat, udah tau test kok masih moodyan. Test Psikologi kan gak ada
bedanya sama test tertulis kayak ulangan harian atau ulangan semester. Coba
kalo nilai kalian kecil dan ngebantah karena ‘waktu gak cukup’, yakin sang guru
bakal nerima sanggahan kalian? Hihi
Oke, Know your self!
Kalau
kamu cenderung :
-
Pemikir
-
Suka dengan tantangan
-
Serius
-
Tidak mudah percaya
-
Memiliki kemampuan berhitung,
imajinasi, dan abstraksi yang tinggi
IPA
is a good choice.
Kalau
kamu cenderung :
-
Pede, nggak malu untuk tampil
-
Banyak omong
-
Mudah bergaul
-
Punya rasa sosial tinggi
-
Daya ingat tinggi, cepat
menghafal, atau mengingat sesuatu
IPS
is a good choice.
Di antara kedua jurusan ini,
semuanya punya kebaikan tersendiri loh. Kebanyakan dari siswa-siswa (terutama
wanita) ngerasa gengsi buat masuk jurusan IPS. Padahal IPS itu adalah jurusan
yang punya banyak peluang bagus sama kayak IPA.
Beberapa orang juga sering men-cap
anak IPS itu anak nakal, mungkin itu terjadi di zaman dulu karena perhatian
terhadap mereka agak kurang karena statement-statement pengajar yang sering
ngerendahin mereka.
Nyatanya sekarang, karena anak IPS
sering di cap bandel, beberapa sekolah enggan masukin siswanya yang ‘minat jadi
bandel’ ke IPS. Bahkan beberapa guru di IPS cenderung terang-terangan melakukan
penolakan dengan alasan kualitas nilai. Aku pribadi sih setuju sama keputusan
guru IPS, karena IPS itu jurusan yang harus diusahakan juga, bukan tempat menampung
anak yang gak lolos IPA
Nah jadi siswa yang ‘minat jadi
bandel’ tadi lebih sering di masukin ke jurusan IPA yang anaknya cenderung
serius sehingga mereka bisa berubah. Untuk tahun-tahun awal mungkin siswa yang
bandel itu bakal berubah. Tapi semakin sering anak ‘minat jadi bandel’ di
arahin ke IPA, maka IPA jadi sama dengan IPS yang dulu.
Sebagai anak IPA yang berjiwa IPS,
aku sendiri ngerasa suka sama cara mereka belajar yang terlihat santai dan
funny. Aku pribadi juga suka sama anak IPS yang lebih ‘berani’ dan kritis
terhadap siapapun. Beberapa kenalanku dari sekolah lain pernah cerita soal anak
IPS di sekolah mereka. Kebanyakan mereka itu adalah penggerak perubahan dan
sering banget mengkoreksi hal yang salah, sehingga anak IPS yang cenderung berani
bisa bikin perubahan yang kritis, wow.
Sedangkan anak IPA yang cenderung
kutu buku juga tetep aku favorite-in karena belajar yang terstruktur dan pola
pikirnya yang objektif. Ya meski kadang aku sebel banget sama IPA dan berharap
bisa muter waktu buat masuk IPS, tapi di kelas 12 ini sendiri aku udah tau, aku
terlahir sebagai saintek—meski saintek level abal-abal.
Fakta
: IPA
-
Identik dengan metode ilmiah
dan logika, jawabannya pasti dan mutlak.
-
Butuh konsentrasi tinggi untuk
belajar
-
Dulu IPA sering dibilang unggul
dari IPS, salah satunya karena bisa lintas minat kuliah ke IPS. Tapi sekarang
SNMPTN di beberapa tempat ngelarang ngambil jatah punya orang
-
Pandangan pertama orang tentang
IPA adalah kutu buku, calon dokter, kacamata Harry Potter, cerdas, pintar
fisika : Padahal gak semuanya begitu, malahan jarang banget anak IPA kayak gitu
-
Biologi, mata pelajaran yang
menolong siswa yang nyasar ke IPA karena cenderung hafalan sebenernya juga
punya soal hitungan yang cukup rumit karena menggunakan ketelitian dan abjad
-
Cukup punya daya juang yang
tinggi di perkuliahan karena semasa SMA sudah cukup dibanting-banting sama
nilai
-
Kompeten dan beberapa
individual serta susah mengkomunikasikan pikiran
-
Logika yang dipadukan dengan
analisis adalah kunci keberhasilan anak IPA
-
Cukup sulit menghafal karena
terbiasa dengan rumus yang dipahami
-
Beberapa mengalami kesulitan di
bidang linguistik tapi banyak dari mereka yang bener-bener handal di bidang
matematika logis
-
Sering di cap pinter, dan rajin
-
Sering bereksperimen (Waktu
kelas 11 aku ikut Chemistry club dan bikin bom asap yang awalnya gak ada
reaksi, tapi akhirnya wuussshhh xD)
-
LKS yang gak terlalu banyak
karena teorinya gak terlalu mendominasi
Fakta
: IPS
-
Belajar yang berhubungan sama
masyarakat
-
Enggak sesantai yang orang
pikir, pelajaran IPS butuh penalaran dan kekritisan dalam berpikir
-
Karena masyarakat terus
berkembang, anak IPS harus up-to-date
-
Lapangan pekerjaaan buat IPS
sekarang agak luas, tapi itu berlaku untuk yang luwes, aktif, dan tanggap
-
Mudah bergaul dan wawasan
bertambah banyak
-
Anak IPS itu jenius dalam
mengolah kalimat, pintar bicara dan handal dalam menghafal
-
Berjiwa sosial yang tinggi,
kebanyakan peka terhadap perilaku masyarakat
-
Kritis dalam menghadapi
masalah, anak IPS sering menjadi pencetus gagasan *applause*
-
Anak IPS cukup sulit dihadapkan
dengan soal hitungan rumit
-
Kalo di IPA ternyata biologi
ada hitungan, di IPS ternyata ekonomi juga banyak hitungan (meski dasar, tapi
cukup rumit)
-
IPS belajar hal dinamis,
melatih kemampuan diskusi dan debat
-
Kebanyakan calon pemimpin dan
cocok berorganisasi
Dari sedikit yang aku ulas diatas, masih banyak lagi
sebenarnya yang harus kita tau tentang jurusan IPA/IPS. Karena itu, mulai
sekarang cobalah buat bikin keputusan yang logis untuk masuk ke jurusan yang mana,
jangan maksa, sebelum semaunya terlambat.
Aku tekankan sekali lagi, diantara dua jurusan itu semua
kedudukan dan posisi sama. Gak ada yang lebih tinggi atau rendah. Aku cukup
prihatin ngeliat kebanyakan orang berpresepsi kalo anak IPS sulit kerja, padahal
kebanyakan orang IPS bisa jadi CEO.
Lol, so funny and laughing ketika aku nemu statement :
Anak IPA jadi dokter, Anak IPS jadi pemilik rumah sakit
Kerjasama yang baik bukan?
So, udah tau dan yakin mau masuk jurusan yang mana?
Mnrt ane sich ips
BalasHapusAku dari awal udah keliatan anak IPA xD cocok bet 90% kak, tpi ada satu hal:
BalasHapusAnak IPS pemilik rumah sakit, anak IPA supplier rumah sakit dimana2 *hohohoahahaha* canda kok xD
Iyee deh yg anak ipa sejati calon ilmuan :p
HapusKak aku ini lemah dalam pelajaran matematika tapi aku malah masuk jurusan ipa. Apa aku ini termasuk orang yabg salah nilih jurusan?
BalasHapusKak aku ini lemah dalam pelajaran matematika tapi aku malah masuk jurusan ipa. Apa aku ini termasuk orang yabg salah nilih jurusan?
BalasHapus